Teman-teman se-Tao yth.

Berikut ini kesaksian-kesaksian yang terdapat dalam berbagai kitab suci Taoisme:

 

 

I. Berdasarkan kitab Daoshi Falun Jing 《道士法輪經》
Mahadewa (
天尊) mengucapkan gāthā berikut sebagai nasihat bagi para Taois (daoshi 道士):

若見佛圖  思念無量
當願一切  普入法門
若見沙門  思念無量
願早出身  以習佛真

“Apabila menjumpai stūpa Buddha, renungkanlah tanpa batas:
Semoga semua makhluk dapat secara universal memasuki Pintu Dharma.
Apabila menjumpai śramaṇa, renungkanlah tanpa batas:
Semoga selekasnya terbebas dari badan jasmani berkat mempelajari Kebenaran Buddha.”

 

 

II. Berdasarkan kitab Taishang Qingjing Xiaomo Baozhen Anzhi Zhihui Benyuan Dajie Shangpin Jing 《太上清淨消魔寶真安志智慧本願大戒上品經》
Dalam ikrar-Nya yang ke-49, Mahadewa bertekad:

若見沙門尼,當願一切,明解法度,得道如佛
“Apabila menjumpai śramaṇa/i, semoga semua makhluk memahami Dharma dan memperoleh Pencerahan seperti Buddha.”

 

 

III. Berdasarkan kitab Laozi Shengxuan Jing 《老子昇玄經》
Mahadewa memberitahu (Zhang) Daoling untuk pergi ke timur menerima Ajaran Dharma.

Shengxuan Jing juga mengisahkan:
Tathāgata di sebelah timur memerintahkan Shansheng Dashi (
善勝大 Sujita Mahāsattva) untuk menemui Taishang (Laojun) dan berkata, “Tathāgata mendengar bahwa Anda telah membabarkan Dharma kepada Daoling, maka Beliau memerintahkan saya datang menengok Anda.” Lalu, ia berkata kepada Zhang, “Marilah mengikut saya menuju ke tempat Sang Buddha agar engkau dapat melihat yang belum pernah kaulihat dan mendengar yang belum pernah kaudengar.” Ling pun bersujud kepada Sang Mahāsattva dan mengikutinya menuju ke tempat Sang Buddha untuk mendengarkan Dharma.

 

 

IV. Dalam Daoshi Zhang Ling Biezhuan 《道士張陵別傳》 dikisahkan:
Di Gunung Geming (
鴿鳴山) Ling memuja sebuah rupang emas dan melafalkan sūtra-sūtra Buddha.

 

 

V. Berdasarkan Laozi Xisheng Jing 《老子西昇經》:
 “Guruku pergi ke Tianzhu (
天竺 Indu/India) dan memasuki Nirvāṇa.”

Fuzi (符子) juga menyebutkan:
 “Guru Laoshi (
老氏) bernama Śākyamuni Buddha (釋迦文佛).”

 

 

VI. Dalam kitab Zhihui Guanshen Dajie Jing 《智慧觀身大戒經》 dikatakan:
Mereka yang mempelajari Tao haruslah selalu ingat mengelilingi Baktisala Kemurnian Agung (
大梵流影宮) untuk menghormati Buddha (dengan pradakṣiṇa).

 

 

VII. Dalam kitab Shengxuan Jing 《昇玄經》 dikatakan:
Apabila terdapat śramaṇa yang datang hendak mendengarkan (ceramah) kitab-kitab suci, pengawas persembahan (供主) janganlah memperhitungkan biaya makan-minumnya atau menghalanginya agar tak dapat mendengar. Sebaliknya, persilakanlah ia duduk di tempat yang terhormat (上座, sebagai yang dituakan/Thera) dan daoshi penceramah kitab suci (道士經師) hendaknya menempatkan diri di bawahnya.

Lebih lanjut Shengxuan Jing juga mengatakan:
Ketika seorang daoshi mengadakan perjamuan, apabila ada bhikṣu yang datang, persilakanlah ia menempati tempat duduk yang terhormat dan berikan persembahan sebaik-baiknya. Daoshi penceramah kitab suci hendaknya menempatkan diri di bawahnya. Apabila śrama
a/i datang mendengarkan Dharma, pada tempat yang tertutup persilakan ia duduk di tempat yang terhormat. Penyelenggara persembahan hendaklah memberinya persembahan sesuai Dharma dan tidak menghalanginya.

 

 

VIII. Berdasarkan kitab Huahu Jing 《化胡經》
Mahadewa menghormati Buddha dengan mengucapkan gāthā:

願採優曇華  願燒旃檀香
供養千佛身  稽首禮定光
佛生何以晚  泥洹一何早
不見釋迦文  心中常懊惱

“Aku hendak memetik bunga udumbara.
Aku hendak membakar dupa cendana.
Sebagai persembahan bagi seribu Buddha
Dan hormatku kepada Dīpaṅkara (
定光佛).

Mengapa Buddha lahir begitu lama?
Dan mencapai Nirvāṇa begitu cepat?
Tidak dapat menjumpai Śākyamuni,
Hatiku senantiasa merasa gundah.”

 

 

IX. Berdasarkan kitab Lingbao Xiaomo Anzhi Jing 《靈寶消魔安志經》
Mahadewa mengucapkan gāthā sbb.:

道以齋為先  勤行當作佛
故設大法橋  普度諸人物

 “Tao dimulai dari puasa–vegetarian.
Mereka yang tekun berlatih akan menjadi Buddha.*)
Karenanya, dirikanlah jembatan Dharma
Untuk menyeberangkan semua makhluk secara universal.

_____________

*) N.B. Dalam cetakan edisi baru, kalimat kedua ini diubah oleh para Taois menjadi 勤行登金闕 “Mereka yang tekun berlatih akan naik ke Jinque (Istana Kencana)…”

 

 

X. Dalam kitab Laozi Daquan Pusa Jing 《老子大權菩薩經》 disebutkan:
Laozi adalah Bodhisattva Kāśyapa (
迦葉菩薩) yang pergi berkelana ke Cīna untuk mengubahnya (ke Jalan Dharma).

 

 

XI. Berdasarkan kitab Lingbao Falun Jing 《靈寶法輪經》 diceritakan:
Beberapa hari setelah Ge Xiangong lahir, ada seorang śramaṇa dari luar negeri yang melihat Xiangong, bernamaskāra dan menggendongnya, lalu berkata kepada ibu-bapa Xiangong, “Kanak-kanak ini ialah Bodhisattva Shanjian (
善見菩薩 Sudṛṣti) dari Sebelah Barat yang kini datang ke Tanah Han untuk mengajar semua makhluk di sini. Ia akan menempuh Jalan Kedewaan (仙道) dan naik ke surga pada siang hari.”

Xiangong sendiri pernah berkata kepada murid-muridnya, “Guruku bermarga Boyue (波閱 ?Vajra), bernama Weinuohe (維那訶 ?Vinapa). Beliau adalah orang dari Negeri Barat.”

 

 

XII. Berdasarkan kitab Xianren Qingwen Zhongsheng Nan Jing 《仙人請問眾聖難經》
Ge Xiangong berkata kepada murid-muridnya, “Dahulu aku dengan empat orang — Shi Daowei (
釋道微), Zhu Fakai (竺法開), Zhang Tai (張太), Zheng Siyuan (鄭思遠) — bersama-sama membuat tekad. Daowei dan Fakai bertekad menjadi śramaṇa (anggota saṅgha). Sedangkan Zhang Tai dan Zheng Siyuan bertekad menjadi Taois (daoshi 道士).”

 

 

XIII. Dalam Xiangong Qiju Zhu 《仙公起居注》 tertulis:
Pada saat itu… lahirlah di rumah Ge Shangshu (
葛尚書). Shangshu telah berumur lebih dari 80 tahun; barulah memiliki seorang putra.

Ketika itu, ada seorang śramaṇa yang mengaku sebagai bhikṣu dari India dan membeli banyak wewangian di pasar. Orang di pasar kehéranan dan menanyainya. Ia menjawab, “Semalam aku bermimpi melihat Bodhisattva Shansi (善思菩薩) yang turun lahir di rumah Ge Shangshu. Aku hendak menggunakan wewangian ini untuk memandikannya.”

Saat waktu kelahirannya tiba, bhikṣu itu pun membakar dupa, mengelilinginya sebanyak 7 putaran (pradakṣiṇa), bernamaskāra, dan memandikannya dengan hormat.

 

 

XIV. Berdasarkan kitab Xiangong Qingwen Shang Jing 《仙公請問上經》
… berkata-kata dengan śramaṇa dan Taois, “Bercita-cita bagi Buddha; kehormatan bagi Saṅgha.”

 

 

XV. Dalam kitab Shangpin Dajie Jing 《上品大戒經》 bab “Mengukur Jasa Kebajikan” 校量功德品 disebutkan:
Berdāna untuk stūpa/caitya Buddha akan memperoleh pahala seribu kali lipat.
Berdāna untuk śramaṇa akan memperoleh pahala seratus kali lipat.

 

 

XVI. Dalam kitab Shengxuan Neijiao Jing 《昇玄內教經》 tertulis:
Jikalau terdapat seseorang yang sehari-harinya tidak pernah berbuat kebaikan — bahkan tidak sebulan sekali — namun dapat menjumpai śramaṇa
atau guru Tao yang membabarkan Dharma dan menganjurkan kebaikan, maka orang tersebut akan memahami Pikiran yang Tak Tertelusuri.

 

 

XVII. Daoshi Tao Yinju (陶隱居) pernah mengarang sebuah teks yang berjudul Li Fo Wen 《禮佛文 ‘Penyembahan kepada Buddha’.

 

 

XVIII. Berdasarkan kitab Zhihui Benyuan Jie Shangpin Jing 《智慧本願戒上品經》 disebutkan:
Berdāna makanan pada suatu hari secara khusus untuk saṅgha Sang Buddha atau satu sen untuk stūpa/vihāra — semua kebajikan di atas akan memperoleh pahala 24.000 kali lipat. Semakin banyak kebajikan, semakin banyak pahala. Dari generasi ke generasi akan menjadi pandai dan gemar melakukan kebaikan tanpa jenuh. Tujuh tingkatan leluhur semuanya akan memasuki Negeri Buddha yang Tak Terukur (
無量佛國).

 

 

XIX. Berdasarkan kitab Xiangong Qingwen Jing 《仙公請問經》:
Ada orang yang melaksanakan kebajikan dan bertekad hendak menjadi śramaṇa (
沙門), Taois (daoshi 道士), atau sarjana (大博); dalam kelahirannya mendatang ia akan menjadi śramaṇa, mempelajari Buddhadharma, dan menjadi guru Dharma bagi orang banyak.
Ada pula seseorang yang melihat śramaṇa atau Taois yang diundang untuk membacakan sūtra. Ia menertawai, “Berhadapan dengan kesia-siaan saja mereka melafalkan sūtra! Keunikan apa yang mereka harapkan dari berperut kosong dan makan sekali sehari?” Sungguh orang ini berdosa. Seorang daoshi hendaknya berbelas kasih dan menasihatinya sebab ia takkan lepas dari pembalasan. Setelah meninggal ia akan masuk neraka dan mengalami lima penderitaan.

 

 

 

 

Dari kutipan-kutipan di atas dapat kita lihat bahwa ternyata guru-guru yang kita muliakan seperti Tao Yinju, Ge Xiangong, bahkan Zhang Daoling dan Mahadewa Taishang Laojun (Laozi) pun belajar Dharma dari Buddha. Apalagi kita — alangkah tidak berbaktinya kita, sebagai murid, jika kita mengabaikan teladan mereka dan menolak Buddhadharma! Tentu tidak pantas kita disebut sebagai murid yang sejati.

Seperti orang yang membalikkan apa yang terbalik, menunjukkan jalan kepada yang tesesat, atau menerangi mereka yang berada dalam kegelapan, Buddha telah mengajarkan Dharma yang demikian luhur, agung, dan mendalam: indah pada awal, pertengahan, dan akhirnya; indah baik bahasa maupun artinya. Maka mulai hari ini dan seterusnya, marilah kita bersama-sama menyatakan:

Aku berlindung kepada Buddha.
Aku berlindung kepada Dharma.
Aku berlindung kepada Saṅgha. (3x)

Semoga kiranya Buddha, Dharma, dan Saṅgha (Triratna) berkenan menerima kita sebagai siswa selama hayat dikandung badan.

 

 

 

____________________

O ye dharma hetuprabhavā, hetun tesā tathāgato hyavadat, tesāñ ca yo nirodha, eva vādī mahāśramaa, svāhā.

諸法因緣生諸法因緣滅我佛大沙門常作如是說

(Semua fenomena lahir karena sebab dan kondisi; semua fenomena lenyap karena sebab dan kondisi. Hal-hal seperti inilah yang senantiasa diajarkan oleh Buddha, sang Mahāśramaṇa). 
 
Make a Free Website with Yola.